Minggu, 09 Januari 2011

swasta layaknya swasta biasa ; swasta layaknya publik tidak biasa

Entah apa yang  akan terjadi dengan teman kosan saya,dipagi dini hari kira-pukul  04.30 sebut saja namanya tebe ,mahasiswa STAN asal Yogyakarta keadaannya waktu itu mukanya pucat,cemas,takut  dan tidak bergairah bercampur aduk jadi satu.mondar-mandir  keluar masuk kamar anak sekosan seperti ada yang hendak dikatakannya,dan sayapun bertanya “ada apa dengan kamu? Dia jawab  “badan saya  gak enak mas,bisa antar saya ke rumah sakit” kontan saja tersentak dari tempat tidur membangunkan teman yang kebetulan lagi menginap dikosan,bersiap-siap,mengeluarkan motor dengan mata yang sayup dan ngantuk lalu bergegas mengantarkannya kerumah sakit,rumah sakit tujuan kami  salah satu rumah sakit swasta yang resmi menjadi rumah sakit tahun 2007 didaerah Ciputat yang merupakan rumah sakit  rekomendasi  pamannya.sesampai disana tepat pukul 05.20 tebe dimasukkan ke ruangan UGD  dan langsung  ditangani dokter  umum,dokter menyarankan uji laboratorium dan kamipun ke ruangan laboratorium untuk mengindikasikan penyakitnya.melihat di depan loker tertulis “sedang mengambil  tes urine rawat inap”kami kecewa harus menunggu lagi sementara  teman saya tebe sudah mengerang kesakitan  yang mengisyaratkan saya untuk cepat,saya pencet bel  dan mengetuk pintu tidak ada juga  orang diruang tersebut,saya berjalan ke meja resepsionis bertanya ”diruangan lab  kok gak ada orang mbak udah 15 menit saya menunggu?”mbak  resepsionis menjawab sambil tersenyum ramah ”sabar yah pak sembari menelpon untuk menanyakan  keberadaan petugas uji lab,saya kembali ke ruang tunggu  sembari mengatakan kepada tebe tunggu sebentar  tiduran aja dulu tapi setelah menunggu lama belum datang-datang juga ,saya kesana kembali menanyakan mana nih petugasnya  belum ada juga,akhirnya tebe dibawa keruang UGD dan di uji lab disana bukan diruang lab,tanpa berpikir macam-macam kamipun kesana sudah ada dokter dan perawat yang menunggu.singkat cerita setelah diperiksa  dan melihat hasil uji urine dan tes darah ternyata  tebe  terkena gejala  batu ginjal.ironisnya,dia menderita penyakit ini sesaat satu hari sebelum kepulangannya ke kampung untuk liburan dan yang ada dalam pikiran saya apa yang harus dikatakanya kepada orangtuanya nanti.sayapun bertanya ke dokter”jadi bagaimana dok teman saya ini”,dokter menjawab”dia harus di rawat inap/opname seminggu”.saya kembali bertanya bolehkah dirawat jalan mengingat  besok dia harus pulang karena telah memesan tiket pulang.dokter menjawab”boleh saja sudah nanti tebus resep ini di apotek disini atau boleh diluar.yang membuat saya kagum  dalam berkomunikasi  dengan dokter  dan petugas resepsionis adalah keramahan dalam melayani pasien.tetapi tidak untuk pelayanan uji laboratorium yang terkesan lambat dan tidak siap.selain itu,yang membuat saya kembali kagum adalah kebersihan setiap sudut ruangan layaknya hotel , sumah sakit berani mengakui bahwa mereka baru menggunakan sistem komputerisasi  dan mengenai yang lainnya hampir sama dengan kebanyakan rumah sakit .kesimpulan saya ,belum semua rumah sakit negara bekerja layaknya swasta dan belum pula rumah sakit swasta bekerja layaknya swasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar