Kamis, 25 November 2010

Ikan Arowana Rp 1 Miliar Mejeng di Pameran Ikan Hias Terbesar

- Gelaran Indonesia Pets Plants Aquatic EXPO (IPPAE) 2010  kembali berlangsung dari tanggal  3-12 Desember 2010. Pameran ikan hias terbesar di Indonesia ini akan menampilkan seekor ikan Arowana seharga Rp 1 miliar, tahun lalu IPPAE juga menampilkan ikan sejenis dengan harga Rp 500 juta dan laris terjual.

"Di IPPAE tahun ini akan dipamerkan ikan arowana albino super red mata merah. Sudah ditawar dari luar sampai Rp 1 miliar," kata Ketua umum Arowana Club Indonesia Stephen Suryaatmadja kepada detikFinance, Jumat (26/11/2010).

Stephen menuturkan ikan arowana super mahal itu saat ini siap dipamerkan di ajang IPPAE. Menurutnya, ikan arowana tersebut merupakan hasil penangkaran petambak asal Pontianak, Kalimantan Barat.

"Ikan arowana albino super red itu padahal masih kecil baru sepanjang 20 cm. Saya tak bisa sebutkan nama pemiliknya," jelasnya.

Dikatakannya, ikan mewah itu salah satu contoh bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan ikan arowana tingkat dunia. Selama ini harga ikan hias asal Indonesia cukup tinggi di pasar internasional.

Misalnya saja  harga anakan arowana super red dihargai  Rp 20 juta setara sepuluh kali lebih mahal dibandingkan harga ikan tersebut di dalam negeri. 

IPPEA tahun 2010 baru dibuka mulai tanggal 3-12 Desember 2010 di WTC Mangga Dua, Jakarta. Dari pameran  ini ditargetkan transaksi mencapai Rp 5 miliar.

Pameran ini juga diikuti oleh para peserta dari dalam dan luar negeri seperti  Singapura, Thailand, dan Taiwan dan  Malaysia. Ajang ini juga melibatkan puluhan komunitas seperti komunitas ikan hias, tanaman hias dan reptil.

Jenis-jenis ikan yang akan dipamerkan dan dilombakan adalah arowana, koki, louhan, cupang, discus, monsterfish, koi. IPPAE juga memamerkan berbagai jenis ikan, reptil dan berbagai jenis tanaman hias.
(hen/qom) 
Tak Sanggup Tekan Harga, Pemerintah Terpaksa Impor Beras
Ramdhania El Hida - detikFinance 


Jakarta - Harga bahan makanan pokok yaitu beras kembali liar beberapa hari ini, pemerintah menyatakan sudah melakukan berbagai cara. Salah satu cara yang dinilai ampuh adalah menambah stok beras Bulog lewat impor.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan sampai saat ini Indonesia yang merupakan salah satu negara penghasil beras, telah mengimpor 500 ribu ton beras untuk pasokan Bulog.

"Kita tetap menjaga stok di Bulog sebesar 1,5 juta ton. Untuk itu Bulog mengadakan impor. Sampai saat ini masuk 500 ribu ton," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (26/11/2010).

Selain itu, lanjut Hatta, dirinya juga telah melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan 40% atau sekitar 1.000 ton pasokan beras dari Pasar Induk Beras Cipinang. 

"Operasi pasar biasa kita lakukan. Hari-hari ini 40% pasokan dari pasar Cipinang, itu 1.000 ton," ujarnya.

Namun, ketika ditanya target pemerintah mengenai kapan harga komoditas tersebut diharapkan menurun dan berapa target penurun tersebut, Hatta belum bisa menjawab.

"Yang jelas, kita kendalikan harga agar yang di pasar tidak tinggi," pungkasnya.

Selain beras, Hatta juga mengakui adanya kenaikan harga minyak goreng yang diakibatkan oleh kenaikan harga CPO dunia yang sempat menyentuh US$ 1.100/ton.

"Memang minyak goreng ini sampai US$ 1.100 berdampak pada kebijakan untuk melindungi," tukas Hatta.

(nia/dnl) 

SEJARAH IKATAN AKUNTANSI INDONESIA (IAI


Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata spritiual dan material berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Karenanya, adalah kewajiban bagi setiap warga negara untuk berdarma bakti sesuai dengan profesi dan keahlian masing-masing.

Sejalan dengan itu, pengembangan profesi akuntan ditujukan untuk meningkatkan pengabdian profesi dalam Pembangunan Nasional, yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia dan Pembangunan Masyarakat Indonesia. Para akuntan menyadari perlunya dukungan secara sistematis dan tertib demi pemeliharaan serta peningkatan kompetensi profesionalnya, maka merasa perlu untuk dibina, dibimbing, difasilitasi, dan diingatkan secara profesional.

Dalam rangka pembinaan tersebut, perlu adanya wadah yang mewakili akuntan secara keseluruhan, menetapkan standar kualitas, mengembangkan dan menegakkan etika profesi, memelihara martabat dan kehormatan, membina moral dan integritas yang tinggi, mewujudkan kepercayaan atas hasil kerja profesi akuntan dan wadah komunikasi, konsultasi, koordinasi serta usaha-usaha bersama lainnya yang diperlukan. Menyadari akan hal tersebut maka para akuntan bergabung dalam wadah organisasi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia.

Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956.

Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.

Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.

Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.

Susunan pengurus pertama terdiri dari:

Ketua
Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo

Panitera
Drs. Mr. Go Tie Siem

Bendahara
Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)

Komisaris
Dr. Tan Tong Djoe
Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)

Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah

1. Prof. Dr. Abutari
2. Tio Po Tjiang
3. Tan Eng Oen
4. Tang Siu Tjhan
5. Liem Kwie Liang
6. The Tik Him

Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Pebruari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah:

1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan.
2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.

Misi

*

memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab, dan lingkungan hidup;
*

mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan
*

berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional.

Visi

Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggungjawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

Selasa, 23 November 2010

Dana Asing ke Luar Lebih Besar daripada yang Masuk

JAKARTA--MICOM: Aliran dana asing keluar (capital outflow) kembali berlanjut pada periode 15-19 November 2010. Capital outflow tercatat mencapai Rp1,12 triliun dari pasar keuangan domestik. 

"Meskipun pada akhir pekan investor kembali masuk ke pasar SUN (surat utang negara), namun belum mampu mengimbangi angka outflow SUN pada hari-hari sebelumnya dalam sepekan terakhir," ungkap Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI) Difi Ahmad Johansyah melalui pesan elektronik, Selasa (23/11). 

Kepemilikian SUN asing masih tercatat turun sebesar Rp2,1 triliun hingga menurunkan pangsa SUN asing dari 30,75% jadi 30,46%. Kepemilikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) asing pada periode yang sama naik sedikit, yaitu sebesar Rp940 miliar. 

Itu membuat pangsa SBI asing naik dari 29,57% menjadi 30,2%. 

Pada pasar saham domestik, sentimen positif pasar keuangan dalam negeri berhasil mengimbangi sentimen negatif yang bersumber dari pelemahan sebagian besar bursa Eropa dan Asia. (OL-5)

Dua Kartu Merah Warnai Kemenangan Madrid


diambil dari duniasoccer.com

Kepastian lolos dari Grup G tak lantas membuat Real Madrid puas. Bertandang ke Amsterdam ArenA markas Ajax Amsterdam, El Real memastikan status mereka sebagai juara grup berkat kemenangan besar 4-0, (23/11).
Ironisnya, kemenangan telak Madrid ini harus dihiasi dua kartu merah yang diterima pemainnya Xabi Alonso dan Sergio Ramos. Untungnya dua kartu merah itu hadir saat Madrid sudah lebih du,lu memastikan keunggulan empat gol.
Kendati tak diperkuat beberapa pilar utamanya seperti Sami Khedira, Gonzalo Higuain dan Ricardo Carvalho, Madrid tetap tampil mendominasi sejak awal laga. 
Lassana Diarra yang diplot sebagai pengganti Khedira ternyata tampil cukup apik di laga ini. Pedro Leon yang menempati posisi trisula gelandang serang bersama Mesut Oezil dan Cristiano Ronaldo pun tampil cukup baik dalam menopang Karim Benzema yang menjadi ujung tombak utama menggantikan Higuain.
Setelah sempat kesulitan membongkar pertahanan Ajax di awal-awal laga, Madrid akhirnya mampu membuka skor melalui gol indah Benzema pada menit ke-36. 
Tak cukup sampai disitu, serangan gencar Madrid terus berlanjut. Berawal dari pelanggaran di luar kotak penalti, wasit menghadiahi tendangan bebas untuk Madrid yang seperti biasa dieksekusi oleh Ronaldo.
Sepakkan Ronaldo sempat membentur pagar betis lawan, namun bola muntah segera disambar Alvaro Arbeloa lewat sepakkan kaki kanan jarak jauh yang bersarang telak di pojok gawang Marteen Stekelenburg.
Gol Arbeloa pada menit ke-44 ini sekaligus menutup babak pertama dengan skor 2-0 untuk Madrid. Bukan hanya itu, dominasi El Real terlihat dari total 13 kali tendangan dan 7 kali mengarah tepat ke gawang Stekelenburg. Sedangkan Ajax belum sekalipun mengancam gawang Iker Casillas.
Memasuki babak kedua, serangan bergelombang Madrid terus berlanjut. Hasilnya, pada menit ke-70 giliran Ronaldo yang turut mencatatkan namanya di papan skor melalui gol ke-50 sepanjang kariernya di Madrid.
Tak puas sampai disitu, Ronaldo kembali membukukan gol keduanya di laga ini saat laga tersisa sembilan menit lagi melalui eksekusi penalti Ronaldo.
Sayang, kemenangan Madrid sedikit ternoda dengan dua kartu merah yang diterima dua pemainnya di sisa tiga menit terakhir. Xabi Alonso diganjar kartu kuning kedua pada menit ke-87, diikuti Ramos yang juga menerima kartu kuning kedua di ujung laga.
Hasil ini membuat Madrid mantap di posisi puncak klasemen Grup G dengan koleksi 13 poin, ungul lima angka dari AC Milan yang juga memastikan lolos setelah menang atas auxerre.

pengertian akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).

akuntansi biaya

Definisi
Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya menurut beberapa pakar
Menurut Schaum

Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya: Melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
Menurut Carter dan Usry

Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
[sunting]
Objek biaya

Objek biaya (cost object) atau tujuan biaya (cost objective)[1] adalah sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Berikut adalah aktivitas atau item-item yang dapat menjadi objek biaya:
Produk, Proses
Batch dari unit-unit sejenis , Departemen
Pesanan pelanggan, Divisi
Kontrak, Proyek
Lini produk, Tujuan strategis
[sunting]
Pendekatan akuntansi biaya

Ada tiga pendekatan yang biasa dilakukan untuk akuntansi biaya, yaitu biaya standar (standard costing), biaya berdasarkan kegiatan (activity-based costing), dan biaya berdasarkan hasil (throughput accounting).
[sunting]
Revolusi dalam akuntansi biaya

Akuntansi biaya telah mengalami perubahan yang dramatis, dimana perkembangan sistem komputer hampir menghapuskan pembukuan secara manual. Akuntansi biaya kini telah menjadi kebutuhan nyata dalam semua organisasi termasuk bank, organisasi profesional, serta lembaga pemerintah. Dewasa ini telah banyak perusahaan yang memasang metode pabrikasi produk, perdagangan produk, atau pemberian jasa dengan bantuan komputer. Adanya teknologi ini telah sangat memberikan dampak terhadap akuntansi biaya. [2]
[sunting]
Pengajaran dalam akuntansi biaya

Banyak bahan pelajaran yang diajarkan dalam akuntansi biaya, dimana kesemuanya selalu berkaitan dengan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses produksi. Pembelajaran yang dilakukan dalam akuntansi biaya antara lain mengenai penentuan harga pokok produk: bersama dan sampingan, harga pokok proses, pembiayaan: biaya variabel dan biaya tetap, biaya overhead pabrik, departementalasi biaya overhead, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja: langsung dan tidak langsung, pengendalian biaya, serta analisis biaya pemasaran.
[sunting]
Manfaat akuntansi biaya

Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk dan jasa; serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.[3]
[sunting]
Keterbatasan dalam sistem akuntansi biaya

Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem akuntansi biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu hanya untuk memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya perubahan peraturan pelaporan.[3]